Selasa, 26 Maret 2013

MADRASAH TARBIYATUNNASYIIN DALAM RENTANGAN SEJARAH



AWAL MULA BERDIRINYA

Madrasah Tarbiyatunnasyi’in (MTN) adalah suatu lembaga pendidikan Diniyah Islamiyah yang keberadaannya dalam naungan pondok pesantren Tarbiyatunnasyi’in, sebelum lembaga pendidikan ini berdiri, sistim pendididikan dan pengajaran yang dikembangkan masih menggunakan sistim pendidikan yang masih klasik dan nyetrik (bandungan ,sorongan, wetonan). Dan sistim seperti ini masih sering kita jumpai pada masa sekarang, terutama didalam pondok yang notabenenya masih dalam lingkup salaf. Serta dengan sistim inilah yang bisa membedakan antara pendidikan formal dan non formal (salaf). Pada masa KH. M Abdul Aziz Manshur sebagai pengasuh, beliau memberi gagasan untuk mendirikan suatu Madrasah Diniyah yang murni mengajarkan ajaran agama seperti halnya yang diajarkan di pondok pesantren Hidayatul Mubtadi’in Liboyo Kodya Kediri. Dan gagasan tresebut dikemukakan karena menimbang kwalitas serta efensiesi sistiem belajar mengajar di pondok pesantren Tarbiyatunnasyi’in. sehingga kelak akan dapat melahirkan kader-kader generasi yang islami yang handal, yang mampu dan mengayomi masyarakat kapanpun dan di manapun  ia ditempatkan.
Gagasan tersebut dikemukakan oleh beliau dalam suatu acara hataman ihya’ ulumuddin tahun 1985 M. maka setelah mengadakan beberapa persiapan dan pelatfrom yang matang akhirnya gagasan tersebut dapat direalisasikan dengan di resmikan oleh kakak beliau KH ANWAR MANSUR selaku Pengasuh PP Putri Hidayatul Mubtadiat Lirboyo  Kediri pada tanggal 17 Syawal 1406 H/1986 M.

Awal mula berdirinya Madrasah ini hanya diikuti oleh beberapa siswa-siswi dengan sistim klasikal, Karena pada waktu itu sarana dan prasana belum begitu memadai. Sehingga dengan penuh keterbatasan dan keterpaksaan akhirnya pihak Madrasah  mengambil suatu kebijaksanaan dengan mengalokasikan sebagian mereka di serambi Masjid, serta ada pula yang ditempatkan dikomplek tertua yaitu Al Hidayah.
SISTEM PENDIDKAN DAN PENGAJARAN
Sistem pendidikan dan pengajaran yang diselenggarakan oleh Madrasah Tarbiyatunnasyi’in adalah berbentuk pendidikan pondok pesantren dan berbentuk sistem pendidikan Madrasah (sekolah formal). Jadi program pendidikan dan pengajarannya adalah pendidikan agama, tidak jauh berbeda dengan sistim pengajaran yang ada dipondok lain yang notabenenya merupakan pondok salaf.
Adapun secara garis besar, program pendidikan dan pengajaran Madrasah Tarbiyatunnasyi’in adalah bersifat tarbiyah (mendidik), sedangkan mata pelajaran yang di sampaikan disesuaikan dengan tahapan atau tingkatan kelas masing-masing, karena mengingat semakin bertambahnya siswa-siswi baik itu yang bermukim dipondok atapun yang datang dari kampung serta tidak mencukupinya local yang tersedia, maka lokasi dan waktu belajarpun dibagi menjadi dua bagian
:

1.        Jam 08.00 sampai 11 00  WIB  untuk putra.
2.        Jam  13.30 sampai  17.00 WIB untuk putri.
Serta untuk menunjang kwalitas siswa-siswi dalam memahami pelajaran yang telah diajarkan di Madrasah maka setiap malam diadakan musyawarah (tikror) bersama untuk membahas pelajaran yang telah lewat dengan seorang moderator yang dirasa mumpuni dalam bidang pelajaran yang dimaksud secara bergiliran, dengan tujuan untuk melatih siswa-siswi agar berani vokal (mengajukan pendapat) mensikapi realita  keadaan), memecahkan problematika dengan tidak menyalahi kaidah-kaidah hukum yang ada.
Dan untuk memudahkan hubungan antara siswa/I dengan Madrasah, maka dibentuklah suatu organisasi siswa dengan nama M3TN (Majlis Musyawarah Madrasah Tarbiyatunnasyi’in ). Organisasi ini merupakan wadah latihan sekaligus sebagai penyalur inspirasi dan kreatifitas para siswa/I dangan program-programnya. Dengan harapan sistem pendidikan dan pengajaran yang  semacam ini mampu memunculkan (melahirkan ) siswa/I yang berpotensi, berkreasi serta berprestasi dimasa-masa yang akan datang  .
TENAGA PENGAJARAN
Seperti lazimnya pendidikan formal yang ditunjang dengan tenaga pengajar, materi, serta prasarana yang mamadai, di Madrasah ini juga terdapad Dewan Asatidz, yang terdiri dari Mustahiq, Munawib serta Kepala Madrasah dan juga Mufattisy.
Para dewan Mustahiq (wali kelas) adalah dewan guru yang status mengajarnya mengikuti jenjang pendidkan para siswa/inya sehingga menjadikan anak didiknya mempunyai halakoh (hubungan) batin yang sangat kuat dan peka, ibarat anak tidak mungkin lepas dari induknya. Lain halnya denga Munawib yang hanya memegang satu pelajaran tertentu, sehingga tidak mengikuti siswa/inya kejenjang selanjutnya. Para dewan mustahiq dan munawib ini diangkat serta direkrut dari para mutakhorijin (ALUMNI) yang dianggap mampu serta punya kredibilitas yang tinggi. Hal ini merupakan wujud nyata dari pengabdian para santri kepada pengasuh juga Pondok Tarbiyatunnasyiin.
UNIT-UNIT PENDIDIKAN DAN SARANA PENUNJANG
Di Madrasah Tarbiyatunnasyi;in ini terdapat unit-unit pendidikan dan sarana penunjang antara lain:
1.        Unit Tanfidz
Unit ini sebagai penanggung jawab pelaksanaan program pendidikan dan pengajaran yang di selenggarakan di MTN Jombang
2.        Unit Sekolah
Unit ini bertanggung jawab dalam pelaksanaan program pendidikan dan pengajaran secara formal
3.        Unit Keuangan, sarana dan lain-lain
Sedangkan fasilitas penunjang bagi kesejahteraan siswa/I dalam mentransfer ilmu dalam kesehariannya antara lain:
1.        Kantor Madrasah
2.        Ruang kelas mulai kelas II Ibtidai’iyah sampai kelas III tsanawiyah.
3.        Kantor M3TN
4.        Auditorium (Ruang pertemuan)
5.        Kamar Mandi dan WC Umum.
6.        Alat-alat Olah raga dan lain-lain.

Mengingat begitu pentingnya sarana dan prasarana dalam menunjang kelangsungan proses belajar mengajar, maka Madrasah Tarbiyatun Nasyi’in sekarang ini berusaha dengan semaksimall mungkin untuk merealisasikan sarana dan prasarana tersebut. Terbukti sekarang ini sudah berdiri bangunan berlantai tiga, meskipun belum jadi 100%, tetapi proses belajar mengajar tetap berjalan  sebagaimana semetinya tanpa mengalami halangan dan gangguan yang berarti.
Akan tetapi, meskipun demikian masih banyak koreksi serta PR (pekerjaan Rumah) yang perlu disikapi oleh semua pihak, agar sarana dan prasarana yang belum terealisasi segera terwujud dan menjadi kenyataan.
POTRET M3TN
(Majlis Musyawarah Madrasah Tarbiyatun Nasyi’in )

Sebagai penunjang pendidikan di MTN, dan juga upaya pengejawentahan dalam meningkatkan dan mengembangkan bakat serta kreatifitas para siswa/I   agar bisa menyikapi realita yang ada dengan tidak melepaskan kaidah-kaidah hukum yang mereka dapatkan dikelas , maka didirikanlah sebuah organisasi dengan nama M3TN, sebagai wadah latihan sekaligus penyalur aspirasi siswa/I dengan program extra kurikulernya. Sebenarnya keberadaan forum diskusi ( Musyawaroh ) di Madrarsah Tarnasyi sudah berlangsung sejak dulu, seperti Forum diskusi masalah-masalah Fiqih dengan acuan pokok kitab Fath Al Qorib dan Tambahan kitab-kitab yang lain.
Awal mula terbentuknya M3TN dipelopori oleh sdr. Mubarrir dari Ciamis sekitar Tahun 1990-an, dengan kepemimpinan tunggal antara Putra-putri dan hal itu merupakan kendala tersendiri dalam merealisasikan program-programnya. Tapi memang keadaanlah yang memaksa untuk disatukan antara putra putri pada saat itu. Sebab karena minimnya kwantitas siswa siswi yang pada saat itu tidak memungkinkan untuk berdiri sendiri, Baru setelah beberapa tahun seiring dengan berputarnya waktu  dan pula bertambah nya siswa-siswi , serta kurang leluasanya dibawah kepemimpinan tunggal antara putra dan putri. Namun itu tidak bisa secara langusung terealisasikan karena ada kekhawatiran tentang kemandiria dan kurangnya persiapan untuk dipisahkan pada saat itu.
Baru pada tahun 1997 M terbentuklah dua kepemimpinan dibadan M3TN dengan menampilkan duet Sdr. Zaenal Muttaqin sebagai ketua M3TN putra dengan Nihayatul Muna Sebagai ketua M3TN putri. Itulah awal hidup yang baru M3TN dalam menjalani kemandiriannya.

KEBERADAAN M3TN

Keberadaan M3TN memang identik dengan OSIS yang ada disekolah-sekolah umum, namun kegiatan yang ada didalamnya lebih memberikan penambahan pengalaman dan motifasi pada dari OSIS. Dengan mengedepankan prinsip ilmu Amaliyah dan Taqwa Ilahiyah, M3TN eksis dalam mengikuti zaman yang ada, walaupun di selingi dengan pasang surutnga kwalitas dan kwantitas anggotanya.
Dan dalam menyikapi permasalahan-permasalahan yang sulit dan belum ditemukan solusinya, M3TN mengedepankan musyawarah dengan sistim bahtsu yang juga merupakan kegiatan pokok Dep. Pendidikan guna mencari solusi terbaik dan mempermudah penyelesaian dengan tanpa menyalahi prosedur yang ada.
RODA M3TN.
Disamping M3TN sebagai wadah latihan dan penyalur aspirasi para siswa M3TN, juga berperan sebagai wahana kader-kader siswa yang berpotensi tinggi dan profesional dalam rangka menunjang belajar mengajar di Madrasah Tarbiyatun Nasyiin sebab tidak bisa kita ingkari dengan kurangnya siswa yang berpotensi akan menyebabkan turunnya prestasi siswa yang lain yang masih membutuhkan hubungan/bimbingan khusus. Adapun kegiatan yang bersifat menunjang wawasan siswa meliputi diskusi agama, seminar, pertemuan para ro’is dan lain sebagainya adalah merupakan program pokok dari departemen pendidikan M3TN Madrasah  Tarbiyatun Nasi’in ini.
Seiring dengan berjalannya perubahan zaman, makin tampak pesona M3TN dalam menjadi bagian organisasi yang diyayasan Tarbiyatun Nasyi’in ini walaupum toh sebenarnya M3TN cuma sebagai anak dari Madrasah TarbiyatunNasyiin karena organisasi ini memang mutlak dijalankan oleh siswa  sekolah dengan tidak menafikan bimbingan dari pihak Madrasah dan pihak yang lain.
Memang pada awalnya para siswa belum memahami akan fungsi M3TN namun lambat laun mereka semakin mengerti dan memahami keberadaan M3TN beserta program-programnya meskipun sebenarnya masih ada kendala disana-sini, khususnya pada kegiatan musyawarah kubro dan bahtsu masa’il yang diadakan oleh M3TN, mungkin sangat sedikitnya rasa perduli para santri dan kurangnya rasa tanggung jawab sebagai santri yang seyogyanya mampu menjawab tantangan zaman. Padahal kegiatan itu merupakan realisasi pengejawantahan sebuah keilmuan serta pengalaman latih untuk pola fikir dalam mensikapi realita yang ada. Walaupun dari  M3TN yang  menangani masalah musyawarah sudah berusaha semaksimal mungkin dalam mengupayakan ketertiban dan keaktifan kegiatan musyawarah, namun hal itu belum bisa mencapai target yang sempuna karena suksesnya memang perlu kesadaran penuh dari masing-masing siswa itu sendiri. padahal dari pihak M3TN manakala mendapatkan kelesuan dari para santri dalam kegiatan musyawarah selalu berusaha untuk membangkitkan gairah lagi, terkadang dengan mengadakan petemuan para ro’is atau dengan memperketat absensi musyawarah, namun semua itu tidak bisa jadi bekas yang abadi. Jalannya organisasi memang penuh aral dan rintangan yang harus dihadapi sehingga maju mundurnya sebuah organisasi tergantung pada kekompakan dan kebesaran hati para anggotanya.
Setelah mengarungi perjalanan hidup yang cukup panjang, akhirnya M3TN mampu menunjukan kemandiriannya. Terbukti dengan tidak jarangnya M3TN mendapatkan undangan-undangan yang bersifat akbar yang diselenggarakan seperti bahtsu masa’iI dan lainnya, dan juga adanya program baru yang diinstrusikan oleh oleh Madrasah pada tahun 2003 untuk dijalankan sepenuhnya oleh M3TN yang berupa “forum musyawarah fath Al qorib” yang memakai sistim klasik dengan pembahasan dasar redaksi fath Alqorib yang dikupas baik segi lafadz (nahwu,shorof) maupum murod (fiqhiyah), yang pesertanya dibagi menjadi dua komisi dan diikuti oleh kelas V Ibtida’ sampai kelas III tsanawiyah, dengan sistem memakai moderator, notulen, penyaji dan dibawah pengamatan team perumus.
Dan Alhamdulillah program tersebut berjalan dengan lancar berkat kekompakan anggotanya dan keharmonisan dari semua pihak yang terkait. Yang mana musyawarah ” fath Al qorib” juga merupakan bentuk realisasi dari program departemen pendidikan M3TN, dan pada tahun 2003 pula M3TN mendapatkan fasilitas dari Madrasah berupa kantor serta seperakat komputer yang layak yang dialokasikan dilantai III gedung Madrasah Tarbiyautnnasyi’in, yang mana acara peresmian kantor tersebut dibuka sendiri oleh sang ketua Mas Udin (ketua M3TN pada saat itu) serta dihadiri sebagian  dari anggota M3TN.
Dan ini juga merupakan bukti kesiapan kemapanan M3TN dalam menapaklitasi hari-hari selanjutnya yang  penuh dengan tantangan yang tentunya lebih menantang, Kadang kita kurang cukup puas dengan apa yang telah kita capai, kadang pula kita sudah cukup bangga dengan apa yang kita dapatkan Tapi ingatlah ! Semua ada pertangagung jawabannya dan tidak ada alasan untuk tidak bersyukur atas semua HidayahNya” 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar